Kasus & Penangkapan
-
Polisi di Polrestabes Medan menangkap seorang pria berinisial “M” (47) di Medan, lantaran menjual Pertalite bersubsidi dengan harga Rp 12.000 per liter — lebih mahal dari harga resmi pemerintah. Modus operasinya: mengambil BBM dalam jumlah besar lewat SPBU, lalu menjual kembali secara eceran. Cobisnis+1
-
Penangkapan dilakukan pada Sabtu 6 Desember 2025, di sebuah SPBU di Jalan Mabar, Sei Kera Hilir II. Selain M, polisi juga menahan seorang operator SPBU berinisial “AH” (18), yang diduga membantu proses pengisian jeriken secara ilegal. Cobisnis
-
Dari lokasi, polisi mengamankan sekitar 140 liter Pertalite yang hendak dijual kembali — menunjukkan aksi ini terencana dan sistematis, bukan sekadar satu kali kesalahan. Cobisnis+1
🛢️ Modus Operasi & Penipuan BBM
-
Pelaku memakai mobil yang sudah dimodifikasi, dengan pompa khusus untuk memindahkan BBM dari tangki SPBU ke jeriken di kursi penumpang belakang — agar bisa membawa Pertalite bersubsidi keluar SPBU. Cobisnis+1
-
Setelah dibawa pulang, BBM itu kemudian dijual lewat jaringan eceran milik pelaku sendiri — biasa disebut “pertamini” — dengan harga sekitar Rp 12.000 per liter, artinya markup sekitar Rp 2.000 dibanding harga resmi. detikcom+1
-
Operator SPBU yang terlibat mendapat bayaran antara Rp 5.000–Rp 10.000 per pengisian jeriken dari pelaku sebagai imbalan atas bantuannya. Cobisnis+1
⚠️ Kerugian Publik & Pelanggaran
-
Praktik ini merugikan negara, karena BBM subsidi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau — bukan untuk ditimbun dan dijual mahal. Selain itu, distribusi ilegal BBM menyebabkan kelangkaan dan antre panjang di SPBU, seperti yang dilaporkan di beberapa titik di Medan. Mistar+2Sumut Pos+2
-
Inisiatif curang ini muncul di tengah situasi sulit: kelangkaan bahan bakar akibat dampak bencana dan gangguan distribusi di Sumatera Utara — memanfaatkan momentum untuk meraup untung pribadi. kliik.id+2Medan Bisnis Daily+2
🚓 Penegakan Hukum & Ancaman
-
Selain menangkap pelaku, polisi mengambil tindakan tegas: membongkar jaringan pengoplosan dan penimbunan BBM subsidi, dan meminta masyarakat ikut mengawasi SPBU agar tidak menjadi sarang penyalahgunaan. detikcom+1
-
Pelaku disangka melanggar hukum sesuai undang‑undang tentang Migas — karena menyalahgunakan niaga BBM bersubsidi. Potensi sanksinya berat, sebagai efek jera bagi pelaku dan peringatan bagi yang lain. detikcom+2jurnipos.com+2
📈 Implikasi & Catatan Penting
-
Kasus ini menunjukkan bahwa saat terjadi krisis suplai (misalnya karena bencana atau gangguan distribusi), ada pihak tertentu yang memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan — merusak sistem subsidi dan merugikan masyarakat luas.
-
Peristiwa seperti ini membuktikan pentingnya pengawasan ketat terhadap distribusi BBM bersubsidi — bukan hanya dari pemerintah dan operator resmi, tapi juga dari masyarakat: siap melaporkan penyimpangan.
-
Jika praktik semacam ini dibiarkan, bisa memperparah kelangkaan BBM, memicu kenaikan harga BBM ilegal, dan merusak kepercayaan publik terhadap sistem subsidi dan distribusi energi.
✅ Kesimpulan
Penangkapan spekulan Pertalite di Medan bukan cuma soal penegakan hukum — tapi sebuah alarm bahwa sistem subsidi dan distribusi energi bisa disalahgunakan di tengah krisis. Dengan tindakan tegas polisi, semoga jadi efek jera dan memperkuat kewaspadaan kolektif.