Produsen air minum kemasan Aqua akhirnya menjelaskan secara terbuka di hadapan Komisi VII DPR RI tentang sumber air yang digunakan setelah ramai dugaan bahwa air mereka berasal dari sumur bor, bukan mata air pegunungan seperti yang selama ini diklaim. Penjelasan ini mencakup studi hidrogeologi, proses pengeboran, dan komitmen untuk transparansi selanjutnya.
1. Latar Belakang Pemanggilan DPR
-
Komisi VII DPR RI memanggil delapan produsen air minum dalam kemasan (AMDK), termasuk Aqua, untuk klarifikasi asal‐sumber air mereka. CNN Indonesia+2Pojoksatu+2
-
Pemanggilan tersebut dipicu oleh temuan dan laporan bahwa salah satu fasilitas Aqua di Subang diduga mengambil air dari sumur bor dalam 100‑130 meter, bukan dari mata air pegunungan sebagaimana dipromosikan. suara.com
-
Ada kekhawatiran anggota DPR mengenai potensi pelanggaran hak konsumen dan UU Perlindungan Konsumen jika klaim iklan tidak sesuai fakta. Tempo
2. Penjelasan Aqua di Depan DPR
-
Dalam sesi rapat yang digelar pada 10 November 2025, Wakil Presiden General Secretary Danone Indonesia (yang menaungi Aqua) Vera Galuh Sugijanto menjelaskan bahwa pengeboran yang dilakukan adalah bagian dari proses teknis untuk mengambil air dari akuifer terdalam yang secara hidrogeologi berasal dari tangkapan hujan pegunungan. detikfinance+1
-
Ia menjelaskan:
“Pengeboran itu hanya caranya, tetapi sumber air pegunungannya bisa dibuktikan dengan studi … bahwa memang akar‑hidrogeologinya berasal dari daerah tangkapan air hujan di pegunungan.” detikfinance
-
Aqua menyatakan bahwa lokasi pabrik mereka biasanya berada di kaki pegunungan dan melalui studi isotop dan hidrogeologi yang bekerjasama dengan kampus seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk membuktikan asal usul airnya. detikfinance+1
3. Inti Persoalan yang Disoroti
-
Klaim bahwa air Aqua berasal dari “mata air pegunungan alami” menjadi sorotan karena jika ternyata diambil dari sumur bor dalam, maka bisa dianggap misleading (menyesatkan) konsumen. Jawa Pos+1
-
Saluran pengambilan air tanah (akuifer) tetap dapat dianggap air pegunungan jika secara geologis berasal dari tangkapan hujan pegunungan dan terlindungi oleh lapisan batuan — menurut Aqua. detikfinance
-
DPR menegaskan bahwa seluruh pelaku industri AMDK harus transparan terhadap asal‐sumber air dan klaim pemasaran agar hak konsumen atas informasi yang benar tetap terjaga. Pojoksatu+1
4. Implikasi dan Tindak Lanjut
-
DPR mendesak regulasi dan pengawasan terhadap industri AMDK terkait sumber air dan label produk agar tidak terjadi praktik yang merugikan konsumen. Jawa Pos+1
-
Aqua berjanji kepada DPR untuk memberi informasi yang lebih jelas ke masyarakat tentang “sumber air kami” termasuk dokumen studi dan izin pengeboran. CNBC Indonesia
-
Bagi konsumen, kejadian ini membuka perhatian lebih besar terhadap klaim “air pegunungan” dan pentingnya verifikasi independen atas produk yang dikonsumsi sehari‑hari.
5. Kesimpulan
Isu sumber air Aqua yang dituduh berasal dari sumur bor memantik pemanggilan resmi oleh DPR RI. Aqua kemudian memberikan klarifikasi bahwa pengeboran adalah bagian dari proses teknis untuk mengakses air dari akuifer yang memang bersumber dari tangkapan hujan pegunungan. Namun, pertanyaan terkait transparansi, kejelasan label dan klaim pemasaran masih terbuka dan mendorong tindakan pengawasan lebih lanjut. Konsumen Indonesia kini memiliki momentum untuk menuntut informasi yang lebih jujur dari produsen AMDK.