Natal di Salatiga, Gibran Ajak Umat Doakan Banjir

Perayaan Natal tahun ini di Kota Salatiga berlangsung khidmat dengan kehadiran Wali Kota Gibran Rakabuming Raka yang mengajak seluruh umat untuk mendoakan korban banjir yang melanda wilayah Jawa Tengah, khususnya Salatiga dan sekitarnya. Dalam khotbah dan sambutannya, Gibran mengingatkan pentingnya semangat kebersamaan, kepedulian sosial, dan doa sebagai kekuatan menghadapi bencana alam.


Perayaan Natal di Salatiga: Khidmat dan Penuh Makna

Natal di Salatiga tahun ini digelar di beberapa gereja dan tempat ibadah dengan protokol kesehatan ketat. Acara utama berlangsung di Gereja Katolik Santa Theresia yang menjadi pusat perayaan umat Katolik di kota tersebut. Ribuan jemaat hadir mengikuti misa natal yang dipimpin oleh pastor setempat, diselingi dengan paduan suara, doa bersama, serta penyampaian pesan moral dan sosial.

Gibran hadir bersama jajaran pemerintah daerah dan tokoh masyarakat. Ia menyampaikan rasa empati yang mendalam bagi warga yang terdampak banjir baru-baru ini, mengajak umat merapatkan barisan dan saling membantu sesama. “Natal adalah momen harapan dan kebersamaan, mari kita doakan saudara-saudara kita yang sedang menghadapi ujian berat akibat banjir. Semoga mereka diberikan kekuatan dan perlindungan,” ujarnya. (tribunnews.com)


Banjir Melanda Salatiga dan Sekitarnya

Banjir yang melanda Salatiga dan wilayah sekitarnya terjadi akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir, menyebabkan beberapa sungai meluap dan merendam pemukiman warga. Dampaknya cukup besar, mulai dari kerusakan rumah, jalan terputus, hingga evakuasi warga terdampak. Pemerintah daerah bersama TNI/Polri dan relawan aktif melakukan evakuasi dan bantuan darurat.

Gibran dalam kesempatan itu menekankan pentingnya solidaritas dan gotong royong antarwarga dan institusi untuk pemulihan pasca bencana. “Kita harus bangkit bersama, saling menguatkan, dan tidak meninggalkan siapapun di belakang,” tegasnya. (detik.com)


Doa dan Harapan di Tengah Bencana

Dalam perayaan Natal, doa menjadi fokus utama selain ibadah dan perayaan. Umat Kristen di Salatiga bersama pemerintah menggelar doa bersama sebagai bentuk solidaritas dan harapan akan kondisi yang lebih baik ke depan. Banyak yang percaya doa dapat menjadi penguat sekaligus sarana refleksi dan introspeksi menghadapi tantangan.

Gibran juga mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan sebagai bentuk pencegahan bencana alam. “Mari kita jaga alam, tidak membuang sampah sembarangan, dan peduli pada lingkungan agar bencana serupa tidak terus terjadi,” tambahnya. (kompas.com)


Respons dan Dukungan Masyarakat

Perayaan Natal yang mengangkat tema kepedulian sosial ini mendapat respons positif dari masyarakat. Warga merasa termotivasi untuk membantu sesama dan menjaga kerukunan antarumat beragama. Momen ini juga dimanfaatkan untuk mempererat tali persaudaraan antar komunitas di Salatiga, memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.

Berbagai komunitas sosial dan organisasi kemanusiaan turut menyalurkan bantuan kepada korban banjir, mulai dari sembako, pakaian, hingga dukungan psikososial. Kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan organisasi ini menjadi kunci dalam penanganan dan pemulihan bencana. (liputan6.com)


Kesimpulan

Natal di Salatiga tahun 2025 bukan hanya menjadi perayaan religius, tapi juga momentum kebersamaan dan solidaritas di tengah tantangan banjir yang melanda. Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mengajak seluruh umat untuk mendoakan korban banjir serta meningkatkan kepedulian sosial dan lingkungan. Semangat ini menjadi harapan bagi Salatiga untuk bangkit dan terus maju menghadapi masa depan.