Grobogan, Jawa Tengah – Sejumlah desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, masih terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi dan meluapnya beberapa sungai di wilayah tersebut. Hingga Senin (11/3), air belum sepenuhnya surut, dan warga terdampak masih bertahan di pengungsian maupun rumah masing-masing yang masih bisa ditempati.
Banjir ini terutama melanda wilayah Kecamatan Gubug, Tegowanu, dan Kedungjati, dengan ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga lebih dari 1 meter di beberapa titik.
Penyebab Banjir
Menurut laporan dari BPBD Grobogan, penyebab utama banjir ini adalah:
- Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir yang membuat volume air sungai meningkat.
- Melubernya Sungai Tuntang dan Sungai Lusi, yang tidak mampu menampung debit air hujan.
- Drainase yang kurang optimal di beberapa desa yang terdampak banjir.
Dampak Banjir
Akibat banjir ini, ratusan rumah warga terendam air, menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu. Selain itu, lahan pertanian dan fasilitas umum seperti sekolah serta tempat ibadah juga terdampak.
Beberapa warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman, terutama di balai desa dan gedung sekolah yang disediakan sebagai tempat evakuasi sementara.
“Kami masih bertahan di rumah, tapi harus mengungsi kalau air semakin tinggi,” ujar Sugiyanto, salah satu warga yang terdampak.
Upaya Penanganan
Pemerintah daerah dan BPBD Grobogan telah melakukan berbagai upaya untuk menangani banjir, termasuk:
- Menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, serta obat-obatan bagi warga terdampak.
- Evakuasi warga yang rumahnya sudah tidak bisa ditinggali dengan menggunakan perahu karet.
- Memantau kondisi sungai dan tanggul guna mengantisipasi banjir susulan.
Kepala BPBD Grobogan mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan banjir untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan.
Kesimpulan
Banjir yang masih merendam sejumlah desa di Grobogan menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan warga setempat. Dengan curah hujan yang masih tinggi, masyarakat diimbau untuk tetap siaga menghadapi kemungkinan banjir susulan. Bantuan terus disalurkan, dan upaya penanganan darurat terus dilakukan agar kondisi segera membaik.